• Bokep Maniak

    pop cash

    Tuan Guru Tretetet


    Orang-orang NTB memanggilnya Tuan Guru Tretetet. Nama itu melekat padanya karena bibirnya selalu mengeluarkan suara ”tretetet”.
    Semasa hidupnya, Tretetet dikenal sebagai ulama yang senang dengan anak kecil.  Dia sering memberikan sesuatu dengan anak-anak yang ia temui di sepanjang perjalanannya.
    Berdasarkan cerita dari seorang kawan, Tuan Guru Tretetet adalah sosok yang unik. Pakaiannya kumal, tidak seperti tuan guru lainnya yang klimis, necis tapi ”najis”. Kesederhanaan membuat masyarakat sangat menghormati Ahmad Tretetet. Meski demikian, konon Ahmad Tretetet juga suka kencing sembarangan meski banyak orang memaafkan karena menganggap Ahmad Tretetet adalah orang yang berilmu.
    Sejak dulu, masyarakat kita punya penyakit kronis dalam menilai seseorang. Keanehan dan mistisme dengan kulit Islam adalah sesuatu yang suwung. Penjelasan tentang rasionalitas dikesampingkan agar tetap menarik sebagai mistisme; atau sesuatu yang harus didekati dengan hati agar bisa mengambil jarak sebelum meletakkan keanehan dalam wilayah yang tak bisa terbantah: iman.
    Tapi, menurutku yang paling menarik dari Ahmad Tretetet adalah: dia tidak narsis dan bikin-bikin lembaga atau organisasi agar bisa hidup dan numpang makan dari organisasi yang telah ia buat. Keterasingan Tretetet tanpa lembaga dan sedikit keanehan membuatku yakin bila Tretetet adalah sebuah subjek yang terpisah dari kompleksitas narsisme ketokohan.
    Tretetet suka sekali berjalan di pasar dan sesekali mulutnya menggumam, ”Halal, halal, halal…” sambil tangannya mengambil makanan yang ada di pasar atau sambil tertawa lucu. Dan konon, pedagang pasar yang enggan diambil makanannya akan mengalami musibah, seperti lapaknya kebakaran atau mendapat kemalangan lainnya.
    Menurutku, Tretetet adalah salah satu yang membuatku kian percaya bila masyarakat mulai bosan dengan upaya-upaya memupuk keimanan dengan cara yang datar. Seperti datang ke pengajian besar atau kecil dan mendengar ulama-ulama bicara tentang hukum Islam dengan datar dan setengah mengantuk. Masyarakat butuh terbangun dari ”ngantuk masal” yang ditularkan ulama-ulama berbandrol. Masyarakat hanya tergugah dari tidur panjang ketika mendapati pasar mereka kebakaran karena menolak permintaan Ahmad Tretetet. Karena (mungkin) dengan itu, diam-diam masyarakat jadi tau arti memberi, ikhlas, hak-hak orang lain dari sesuatu yang kita anggap hanya milik kita.
    Keberadaan Tretetet membuatku memafhumi betapa mahal upaya untuk memahami sesuatu dengan baik. Juga betapa jauh dan luasnya ”kebenaran” yang begitu ingin kita monopoli. Tretetet membuatku mengerti betapa sulitnya membuat masyarakat mengerti bila seharusnya tragedi selalu punya makna dan tidak bisa dilepaskan dari sebab-akibat.
    Setelah beberapa kejadian unik di pasar, mungkin masyarakat mulai memahami dan membiarkan Tretetet mengambil apapun yang dia kehendaki dengan caranya yang khas. Dan waktu itu, kebiasaan masyarakat untuk mengkramatkan sesuatu yang magis dan unik tak bisa dibendung. Bahkan mereka mulai memajang foto Ahmad Tretetet dan menyimpannya di lapak mereka untuk pelaris dagangan.
    Kalau pada akhirnya Tretetet dikeramatkan, dan itu tak jadi soal. Karena masyarakat sudah waktunya berpikir untuk tidak buru-buru mengkeramatkan orang lain dengan buta; tanpa peroses yang panjang. Apalagi terjebak pada upaya mengkramatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Tapi, yang terpenting adalah masyarakat butuh sesuatu untuk mereka percaya agar mereka tetap percaya dan optimis bila hari depan itu ada. Bukankah hari ini optimisme itu mahal harganya?
    Ahmad Tretetet boleh jadi hanya sebuah babakan sejarah dan penanda bila kebosanan pada kesalehan yang datar. Kesalehan yang berangkat dari buku-buku agama dan pesantren. Apalagi kesalehan yang berangkat dari lembaga-lembaga agama yang sangat berambisi memonopoli pemikiran keagamaan. Karena hari ini adalah era dimana logika dituhankan. Dan antitesis dari itu semua adalah keajaiban dan pola pendekatan yang unik untuk menyentuh batin masyarakat seperti apa yang telah dilakukan Tretetet.
    Tapi, meski kekaguman berlebih pada seseorang adalah sebentuk mental primordial, yang jelas semoga Ahmad Tretetet hadir di sekitar kita dengan bentuk yang lain. Membakar segala kezaliman yang dilakukan dengan senang hati. Membakar penipuan atas dasar hobi dan keuntungan. Menyadarkan sekeras-kerasnya setiap orang yang silau dengan harta tapi abai dengan hak-hak orang lain.
    Halo Tuhan, apa ada lagi stok orang yang lebih suwung dan karismatik sebagaimana Ahmad Tretetet?

    Madura, 27 Maret 2014

    Citra D. Vresti Trina

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    Blogger news

    About

    Blogroll